This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 18 September 2019

Apa itu bahasa



                                                                     
Bahasa itu sendiri  dari bahasa sanskerta ( bhasa ) yang artinya kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya mengunakan tanda, misalnya kata dan gerakan ,menurut pendapat ahli bahasa Ferdinand de saussure “ bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain’. Dapat saya simpulkan bahwa bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi antara satu orang ke orang lain sehingga terjadi komunikasi yang baik, bahasa sendiri ada beberapa macam yaitu bahasa lisan dan isyarat, dan keduanya saling berkaitan pada suatu kesempatan.

                Untuk di negara kita bahasa indonesia dalam dunia pendidikan kita sudah mendapatkan dari sekoolah dasar hingga perguruan tinggi, namun dalam keseharianya kita mengunakan bahasa indonesia yang kurang baku dan benar, untuk mengunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar kita perlu memahami kosa kata dan diterapkan setiap kesempatan untuk mengunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Masih perlukah bahasa indonesia sebagai identitas keindonesiaan dan pemersatu bangsa ,dan menurut saya itu sangat perlu, sebagai bangsa yang besar ini bahasa indonesia sebagai identitas bangsa kita ini dengan bangsa lain serta bahasa indonesia ini juga bahasa pemersatu bangsa,karena indonesia ini terdiri dari berbagai macam bahasa daerah. Dengan bahasa indonesia ini kita bisa berkomunikasi dengan berbagai daerah  yang ada di indonesia sehingga timbul rasa kesatuan. Setelah bisa berkomunikasi dari berbagai daerah maka akan timbul rasa nyaman serta bisa lebih mempersatukan dari suku,ras budaya dan agama dari daerah satu sama daerah lainnya. dan kemana pun kita pergi bisa mengunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada didaerah tersebut.

Belajar dari pengalaman yang saya alami sendiri,bahwa bahasa indonesia sangat diperlukan ketika kita berpergian kedaerah yang beda budaya sama beda bahasa daerahnya sama kita, pada saat itu saya pergi  ke jakarta pada saat perjalanan pulang ke jogja,kebetulan waktu itu hari jumat saya mampir didaerah bekasi untuk melaksanakan sholat jumat, dan saat itu saya mendengarkan percakapan orang disekitar sana mengunakan bahasa  berlogat sunda, setelah adzan dan khutbah dimulai dengan penuh terpukau bahwa sang pengisi khutbah mengunakan bahasa sunda murni dan dari awal khutbah sampai selesai saya tidak paham apa  yang disampaikan oleh sang khuthib tersebut,dari berwal dari situ bahwa bahasa indonesia sangat diperlukan untuk disetiap daerah agar apa yang kita sampaikan bisa diterima  orang lain.

Dartar pustaka :

Sabtu, 28 Maret 2015

indonesia milik siapa ?

indonesia milik siapa ?


 Pusaka Abadi nan Jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu dipuja - puja bangsa

Indonesia milik siapakah sekarang ini ?,masihkah kita bangga dengan lagu diatas bahwa kita dahulu selalu dipuja - puja bangsa lain ataukah itu sudah hilang ?.
Sejarah yang pernah diceritakan guru saya tentang kejayaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit begitu hebat menguasai daratan dan lautan menyatukan Nusantara sampai aksi heroik para pejuang dan pemuda untuk memerdekakan Indonesia,diikuti semangat membara Bung Tomo dari Surabaya untuk memekikkan sekali Merdeka tetap Merdeka.
Indonesia juga dibanggakan dengan penampilan Pasukan kita untuk menjaga perdamaian di bawah naungan PBB,atau bila diuraikankan satu persatu kita tidak akan habis ceritanya.

Memasuki tahun 2015 ini,masa Pemilihan anggota DPR dan Pemilihan Presiden atau Pasca kegiatan dua pesta besar itu,ternyata masyarakat disuguhkan oleh sebagian Para pejabat kita sebuah tontonan yang menarik di gedung yang terhormat yaitu sikap yang lebih mementingkan kelompoknya walaupun katanya demi kepentingan rakyat Indonesia,hanya saya bingung rakyat yang mana ya..?,apakah rakyat suka seperti mereka ?


Kami rakyat Indonesia tidak menginginkan kepentingan kelompok,walaupun kami juga dulu harus memilih dan bapak/ibu harus mengakui yang memilih anggota di gedung terhormat  adalah masyarakat yang mau perduli,tanpa kami rakyat yang mencoblos ,bapak/ibu tidak akan duduk disana itu adalah fakta.
Pemilihan Presiden sudah selesai,tapi begitu menggelitiknya hati ini ketika diberbagai acara yang diberitakan media,masih ada yang menyebut orang lain jadi Presiden padahal mereka adalah tokoh,mereka adalah yang kita pilih,segawat itukah para negarawan kita ?,sampai - sampai mereka lupa untuk menggantungkan gambar Presiden dan wakil Presiden.

Persoalan dimunculkan lagi,katanya pemilihan langsung oleh rakyat tidak sesuai dengan Pancasila,harus dikembalikan ke DPRD,apakah mereka tidak capek berkelahi ?.atau sengaja untuk menyatakan kami lebih kuat.

Saya bingung Indonesia ini milik siapa ?
milik merekakah yang duduk di gedung kehormatan ?

sumber :
http://politik.kompasiana.com/2014/12/04/indonesia-milik-siapa-690385.html

Senin, 16 Maret 2015

pemuda indonesia

pemuda di mata bung karno,


Beri aku seribu orang tua, akan ku cabut semeru dari akarnya. Tapi berikan aku sepuluh pemuda. niscaya akan kuguncang dunia.

Siapa tidak kenal sosok Soekarno. Setiap buku teks Sejarah dari zaman sekolah dasar hingga perguruan tinggi pasti memuat betapa heroiknya Sang Proklamator ini. Bersama dengan Mohammad Hatta, Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Beliau juga mencetuskan Pancasila yang hingga sekarang masih menjadi ideologi bangsa Indonesia yang tak lekang oleh zaman. Soekarno merupakan pelopor berdirinya bangsa tercinta ini.

Bagi Bung Karno, baik buruknya masa depan bangsa terletak pada generasi mudanya. Bung Karno menaruh harapan besar terhadap pemuda-pemuda Indonesia. Beliau percaya hanya dengan sepuluh pemuda, maka Indonesia akan menjadi negara yang terhormat dan disegani oleh internasional.

Pemuda di mata Bung Karno adalah sosok yang berharga. Laksana permata. Tinggal disepuh sedikit maka akan berkilau. Pemuda yang dengan semangat dan mimpi-mimpinya akan mengangkat martabat Indonesia. Pemuda yang nasionalis dan patriotik. Pemuda yang tangguh dan tak kenal menyerah. Akan tetapi, kenyataannya sekarang sangat ironis. Memasuki usia Bung Karno yang ke 112, pemuda-pemuda Indonesia justru semakin mengalami kemunduran. Pemuda Indonesia tak lagi patriotis tapi lebih hedonis. Tak lagi nasionalis namun borjuis. Tak lagi tangguh tapi selalu mengeluh.

Pada zaman dahulu, siapa yang mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia kalau bukan pemuda. Mereka bahkan sampai menculik kedua proklamator itu. Siapa yang mempersatukan Indonesia dengan bersama-sama mengikrarkan sumpah kalau bukan pemuda. Siapa yang berkoar meneriakkan reformasi hingga akhirnya berhasil menggulingkan rezim Orde Baru kalau bukan pemuda. Pemuda Indonesia merupakan satu tonggak perjuangan sejarah masa lalu Indonesia.

Kondisi Indonesia sekarang nyatanya dipenuhi dengan kemerosotan moral pemudanya. Banyak kita saksikan para pelajar saling pukul dan tawuran. Pelajar, yang notabene berpendidikan lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan. Mereka bukannya bersatu untuk membangun negeri malah berseteru demi kepentingan pribadi dan kenikmatan sesaaat.

Sikap yang demikian itu tentu saja tidak akan membawa Indonesia pada perubahan. Justru sebaliknya, Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa akan semakin mudah dipecahkan bila pemuda sebagai seorang pelopor tidak sadar akan pentingnya kesatuan. Bahkan kepada sesama bangsanya mereka saling curiga, cemburu, dan iri. Hingga akhirnya adu pukul dan adu kekuatan. Saling mendominasi dan merasa dirinya kuat. Tentu saja, Bung Karno tak pernah berharap bahwa pemuda Indonesia akan seperti itu.
Arus globalisasi menjadikan semua informasi dan budaya dapat masuk dengan mudahnya. Akan tetapi hal tersebut justru berdampak buruk bagi kita. Banyak sekali pemuda Indonesia kehilangan jati dirinya. Mereka lebih bangga kepada produk-produk kebudayaan luar negeri.

Pemuda kita lebih bangga menonton film-film luar negeri daripada pagelaran wayang. Menonton film-film box office bisa antre hingga berjulur-julur tetapi seni ketoprak sepi peminat. Lebih bangga memakai barang impor daripada batik. Menghabiskan uang utnuk membeli barang branded merek luar negeri agar dibilang gaul. Lebih bangga hafal lagu mancanegara daripada lagu daerah atau lagu nasional. Yang miris adalah ketika pemuda Indonesia mengikuti gaya hidup kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan adat dan kebudayaan Indonesia. Berpakaian sama sekali tidak santun dan seenaknya.
Ini akhirnya berimbas juga pada perilaku. Indonesia yang dulunya dikenal dengan sifat tenggang rasa serta gotong royong semakin memudar seiring dengan makin individualistiknya pemuda kita. Menjadi acuh, tak peduli, dan skeptis. Padahal dahulu Bung Karno menyanjung pemuda karena besarnya mimpi serta tingginya solidaritas mereka.

Perkataan Bung Karno tentang tugas pemuda untuk membangun Indonesia seharusnya cukup menjadi cerminan bagi kita para pemuda. Sepuluh pemuda yang diminta Bung Karno tentu saja bukan pemuda yang gemar bertarung, individual, dan suka mengeluh. Akan tetapi pemuda yang penuh mimpi dan harapan bagi kemajuan Indonesia. Pemuda yang berani, berbudi, berpendidikan, dan berkiblat pada kepentingan rakyat.
Kita tentu tahu bagaimana dulu Soekarno membangun Indonesia. Dengan keberaniannya, beliau bahkan berani menentang Malaysia bahkan Amerika Serikat. Tapi sekarang sungguh ironis. Kita bahkan tunduk dengan tren yang dibuat. Kita harusnya belajar dari sosok Soekarno. Beliau dengan gigihnya mendirikan Indonesia. Beliau menciptakan Pancasila yang seharusnya menjadi pedoman hidup kita, masyarakat Indonesia. Bukankah Pancasila tidak pernah mengajari tentang kekerasan. Lalu mengapa masih bersitegang? Indonesia butuh pemuda. Seperti layaknya Soekarno.
Soekarno kini berusia 112 tahun. Meskipun jasadnya telah dirangkul bumi, namun harapan-harapannya masih tetap menggaung di bumi pertiwi. Harapan-harapan untuk membangun Indonesia. Indonesia yang berketuhanan. Indonesia yang berkemanusiaan dan beradab. Indonesia yang berbhineka tetapi tetap satu. Indonesia yang berkerakyatan. Indonesia yang berkeadilan. Harapan-harapan tersebut telah disematkan pada pundak pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia yang dipercaya dan menjadi harapan Soekarno.

sumber : http://satelitnews.co/menjadi-pemuda-harapan-soekarno/

Selasa, 10 Maret 2015

sejarah mobil di nusantara





sejarah mobil di indonesia



Kata Bung Karno Jangan sekali kali melupakan sejarah atau yang dikenal sebagai Jas Merah. Sekali kali kita ngomong sejarah, bukan sembarang karena masih ada hubungannya dengan dunia otomotif.
Siapa pemilik mobil pertama di Indonesia ? pertanyaan sederhana tetapi susah menjawabnya. Dan ternyata orang Indonesia pertama yang tercatat sebagai pemilik mobil adalah Pakubuwono ke X alias PB X yang berasal dari Solo, pada tahun 1894. Mobilnya bermerk Benz, tipe Carl Benz tetapi di dapurpacu.com disebut sebagai Benz phaeton, beroda empat. Ternyata waktu itupun untuk memiliki sebuah mobil harus indent, karena diperlukan waktu satu tahun persiapan pembuatannya. Tipe mobil yang dipesan ini memiliki banyak variasi dan dibuat sesuai dengan pesanan PB X. Adalah John.C.Potter seorang penjual mobil alias sales pertama di Indonesia mendapat kepercayaan untuk mengurusi pengirimannya dari Eropa.
Hebatnya, kehadiran ini berarti hanya berselang delapan tahun setelah Karl Benz membuat mobilnya yang pertama, yang diakui sebagai mobil pertama di dunia. Mobil Benz phaeton yang dipesan dari Eropa seharga 10.000 gulden  itu menyandang mesin 1-silinder, 2,0 liter, bertenaga 5 hp, menggunakan roda kayu dan ban mati (ban tanpa udara), serta dapat memuat delapan orang.
Masuknya mobil pertama ke Surakarta pada 1894, membuat Indonesia berada dua tahun di depan sang penjajah Belanda, yang baru menerima mobil pertamanya di Den Haag pada 1896. Indonesia memiliki mobil juga jauh lebih awal dari Thailand yang menerima mobil dengan merk Benz yang pertama, pada tanggal 19 Desember 1904, mobil Benz bagi Raja Thailand Chulalongkorn (Rama V). Mobil itu dipesan  Duta Besar Thailand untuk Prancis dari Automobile-Union Paris milik Emil Jellinek yang terletak di 39 Avenue des Champs Elysees, Paris.
Mobil Benz phaeton milik Pakoe Boewono X terakhir terlihat di muka umum pada 1924, sewaktu mobil itu akan dikapalkan ke Belanda melalui pelabuhan Semarang untuk diikutsertakan dalam pameran mobil RAI. Tidak diketahui di mana keberadaan mobil tersebut sekarang, tapi mobil serupa bisa ditemukan di Museum Mobil Leidschendam, Belanda bagian selatan.
Pada tahun 1907 salah seorang keluarga raja lain di Solo, Kanjeng Raden Sosrodiningrat membeli sebuah mobil merk Daimler. Mobil merk ini memang tergolong mobil mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang berkedudukan tinggi. Mobil ini bekerja dengan empat silinder sama dengan kendaraan yang dipakai oleh Gubernur Jenderal di Batavia. Malahan ada kabar burung, bahwa dibelinya mobil Daimler tersebut oleh keluarga PB X Surakarta, disebabkan karena PB X tidak mau kalah gengsi dengan Gubernur Jenderal.
Sebelumnya, ketika Gubernur masih menggunakan mobil merk Fiat atau sebuah kereta yang ditarik dengan 40 ekor kuda, tidak seorang pun berani menyainginya. Tetapi tiba-tiba saja PB X Solo memesan mobil dari pabrik dan merk yang sama, Kanjeng Raden Sosrodiningrat memesan mobil Daimlernya lewat Prottel & Co.

Orang Indonesia lainnya yang juga dari keluarga kesultanan yang memiliki mobil pribadi ialah Sultan Ternate pada tahun 1913. Keinginannya untuk memiliki dan mengendarai sendiri ‘kereta setan’, setelah merasakan nikmatnya duduk di kendaraan merk King Dick yang dibawa oleh seorang Belanda dalam perjalanan keliling Maluku.
Sultan begitu terkesan dan langsung memesan sebuah mobil yang disesuaikan dengan kondisi daerahnya, tidak seperti King Dick yang beroda tiga, tetapi Sultan Ternate menginginkan kendaraan roda empat yang bisa dibawa kemana saja bila ia inginkan.
Ada juga orang Indonesia yang lain, sebagai pemilik mobil pertama untuk daerahnya, di Pekalongan. Namanya Raden Mas Ario Tjondro, Bupati Berebes. Di tahun 1904 mobilnya sudah kelihatan mondar-mandir di kotanya. Mobilnya merk Orient Backboard, mobil ini dilengkapi dengan persneling maju dan mundur. Tetapi hanya memiliki satu silinder dan berkekuatan delapan PK, serta menggunakan tenaga rantai untuk menggerakan roda-rodanya.
Pada 1902, mobil pertama hadir di Pulau Sumatera. Mobil itu adalah Benz milik Prof Dr W Schrüffner di Medan, yang kemudian menjadi Kepala Deli Automobile Club. Mobil Benz itu bermesin 2-silinder, berpendingin air, bertenaga 5 hp. Lampu depannya menggunakan sepasang lentera. Prof Dr W Schrüffner membeli mobil Benz-nya yang kedua pada 1910, yakni sebuah Benz Persival, sedangkan British Daimler yang bertenaga 38 hp dimiliki FA Folkersma di pabrik gula Ketanen, Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur.
Ramainya pasar jual-beli mobil, menggugah minat para pengusaha kuat untuk bertindak sebagai importir mobil. Gagasan untuk terjun ke dalam dunia dagang sektor impor kurun waktu itu memang masih sangat langka. Disamping belum adanya kepastian hukum, juga semangat beli masih bisa dihitung dengan jari. Maka bermunculanlah perusahan-perusahaan baru yang menjanjikan jasa kepengurusan pengiriman mobil dari negeri asal. Baik dari Eropa maupun dari Amerika. Namun hanya ada beberapa nama saja yang bisa bertahan sampai tahun-tahun menjelang Perang Dunia ke II. Diantara mereka adalah R.S Stockvis & Zonnen Ltd, yang tidak saja mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika tetapi juga menyediakan suku-suku cadang lain yang diperlukan untuk mobil dan motor. Juga nama Verwey & Lugard dan Velodrome yang berkantor pusat di Surabaya.
Nama-nama lain yang kurang menerima pesanan impor seperti pemilik mobil O’herne yang juga memiliki mobil Peugeot juga akhirnya berminat menjadi perantara importir mobil seperti merk yang dimilikinya. Juga nama H.Jonkhoff yang berangkat dari pengusaha Piano kemudian menanamkan modalnya untuk bertindak sebagai agen impor mobil dari Amerika seperti merk Ford, Studebaker dan mobil-mobil keluaran Jerman, Darraq, Benz, Brasier, Berliet dan lainnya. Ada juga usaha untuk mendatangkan mobil-mobil Italia dan Perancis yang pada saat itu di Batavia kurang mendapat pasaran. Namun ternyata, setelah ditangani dengan publikasi/promosi yang baik produksi kedua negara tersebut jadi banyak dibeli, terutama mobil merk Fiat yang mungil bentuknya namun bertenaga besar. Cabang para importir mobil tersebut bukan hanya di Batavia dan Surabaya, tetapi ada juga di Semarang, Bandung, Medan dan kota lainnya.

sumber : https://motorek.wordpress.com/2011/02/17/sejarah-mobil-pertama-di-indonesia/

mobil karya anak bangsa



mobil listrik 



Selo adalah mobil sport listrik generasi kedua setelah Tuxuci yang kelahirannya di gagas oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama tim Putra Petir pimpinan Ricky Elson.
Menurut Dahlan Iskan nama Selo diambil dari bahasa Jawa yang berarti batu. Setelah generasi pertama mobil listrik Tucuxi, generasi kedua mobil listrik memilih nama yang lebih Indonesia,seperti Selo, Gendhi s dan Ahmadi.
Dibekali dengan motor 135 kw Selo menghasilkan peforma 180 tenaga kuda. Dengan kemampuan ini, Selo bisa melaju hingga 220 km/h. Selain dapur pacu yang dahsyat, Selo juga memiliki desain sporty dan head lamp tajam sehingga membuat tampilannya sangat menarik.
Perancang Selo Ricky Elson punya mimpi besar pasca lahirnya mobil listrik generasi kedua ini. Ricky ingin mobil yang desainnya mirip Lamborghini ini suatu saat bisa bersaing dengan mobil sport mewah dunia sekelas Ferrari.
Namun sebagai inisitor mobil listrik nasional, Dahlan Iskan justru mengaku sedih, karena hingga saat ini Selo masih belum mendapatkan izin uji kelaikan di jalan raya. Dahlan mengaku tidak berani menguji mobil listrik di jalanan tanpa izin. Selain itu, jika izin tak juga diberikan maka mobil listrik hanya akan menjadi sampah di jalanan.
Sebagai penggagas kelahiran Selo Dahlan sadar mobil listrik merupakan kebutuhan dunia di masa depan. Jika tidak dikembangkan dari sekarang, dapat dipastikan Indonesia akan dibanjiri mobil listrik impor.
“Mobil listrik masa depan 15 tahun lagi. Kalau kita tidak menyiapkan diri dari sekarang, kita akan diserbu mobil listrik asing dan kita jadi konsumen lagi. Mobil listrik kita sudah siap, tapi sampai sekarang saya tidak berani di jalan raya karena izin tidak ada,
Lebih lanjut Dahlan menjelaskan, sebenarnya dengan meproduksi mobil listrik sendiri Indonesia dapat menghemat banyak anggaran. Setidaknya, biaya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tahun ini mencapai Rp 240 triliun dan akan terus bertambah di masa mendatang dapat ditekan pengeluarannya dan dialihkan untuk membiayai program-program pemerintah yang lain

sumber : http://pointingonline.com/selo-mobil-sport-listrik-nasional-asli-karya-anak-bangsa/


sumber : 

Senin, 09 Maret 2015

mobil masa depan



 mobil masa depan


Mobil berbahan bakar air adalah mobil hipotetis yang menggunakan air sebagai bahan bakar atau mengubah air menjadi sumber tenaga, tanpa asupan energi jenis lainnya.
Mobil berbahan bakar air tidak berhubungan dengan:
Sebaliknya, mobil berbahan bakar air konon mengambil energi dari air itu sendiri, yang menjadi landasan dari mesin yang berputar terus-menerus (perpetual motion machine). Mobil-mobil berbahan bakar air telah disebutkan dalam buku-buku sejarah, surat-surat kabar, dan majalah-majalah sains populer, dan dalam legenda-legenda urban sejak masa 1800-an. Banyak cerita yang menggambarkan mesin-mesin yang dijalankan menggunakan air, dan gagasan ini diberangus oleh perusahaan-perusahaan minyak besar serta produsen-produsen mobil untuk melindungi keuntungan mereka. Banyak klaim akan sumber tenaga berbahan bakar air (water-fuelled power source) yang dimanfaatkan untuk memperoleh uang dari investor-investor yang mudah tertipu.



sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Mobil_berbahan_bakar_air

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com